Selasa, 20 Mei 2014

TUMBUH KEMBANG ANAK 0-6 TAHUN


Tumbuh Kembang Anak 0 Hingga 6 Tahun

Berikut ini tabel tumbuh kembang anak yang bisa anda jadikan acuan untuk melihat tumbuh kembang buah hati anda:
Umur
Tinggi Badan
Berat Badan
0 hingga 1 tahun50 cm hingga 76 cm3,3 Kg hingga 10,2 Kg
1 hingga 2 tahun76 cm hingga 88 cm10,2 Kg hingga 12,6 Kg
2 hingga 3 tahun88 cm hingga 97 cm12,6 Kg hingga 14,7 Kg
3 hingga 4 tahun97 cm hingga 103 cm14,7 Kg hingga 16,4 Kg
Keterangannya:
- Anak usia 0-6 bulan
Pada usia ini anak lebih banyak tidur dan juga menyusu, kta harus memberikan eksra perhatian karena tubuhnya masih sangat rentan dalm lingkungan barunya. Perkembangannya memasuki tahap panca indera.
- Anak usia 6 bulan -2 tahun
Pada usia ini si anak panca inderanya sudah berfungsi maksimal, saat periode emas inilah orang tua bisa mengajarkan anak tentang enda- benda disekelilingnya.
- Anak usia 2 tahun – 6 tahun
Pada masa balita ini, anak sudah bisa diajarkan sesuatu sambil bermain, karena pada usia ini sang anak sudah bisa menerima segala hal dengan baik.
- Anak usia 6 tahun
Pada usia ini sang anak sudah siap untuk mendapatkan pendidikan formal disekolah. Namun perhatian dari orang tua haruslah tetap diberikan agar si anak bisa terus dimonitor dan ditutun ke arah yang benar sehingga tidak terpengaruh dengan lingkungan barunya di sekolah.

Pertumbuhan
Pertumbuhan memiliki arti pertambahan dimensi anak. Cakupan dimensi antropometrik anak yang sering diukur terutama pada anak hingga usia lima tahun adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala serta lingkar lengan atas (LILA). Untuk melakukan monitoring pertumbuhan, pemerintah telah memberikan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Di dalam buku ini telah tersedia KMS (kartu menuju sehat/road to health chart) yang memberikan grafik rentang normal pertumbuhan berat badan anak. Mengapa dipilih grafik berat badan? Karena berat badan merupakan parameter pertumbuhan yang paling penting, sederhana, relatif mudah diukur dan diulang, dan merupakan indeks untuk nutrisi sesaat yang sensitif terhadap perubahan sedikit saja pada tubuh anak. Memang pada kondisi klinis tertentu yang dapat mempengaruhi berat badan, berat badan tidak dapat dipergunakan sebagai metode evaluasi, dan diperlukan metode antropometrik lain. Beberapa kondisi ini diantaranya adalah hidrosefalus, edema (bengkak, misalnya, pada anak dengan kerusakan ginjal sebagai dampak pasca infeksi bakteri Streptococcus), dan organomegali (misalnya, pembesaran hati atau limpa) serta kurang sensitif pada kondisi anak pendek gemuk atau tinggi kurus. Dengan menggunakan buku ini dapat menelusuri apakah anak mengalami gagal tumbuh (failure to thrive) yang ditandai dengan garis pertumbuhan yang menabrak dua garis persentil. Selain itu, kita dapat melihat anak mengalami gizi buruk jika anak berada di bawah garis merah pada kartu menuju sehat. Kisaran kenaikan berat badan anak pada tahn pertama kehidupan kalau anak mendapat gizi yang baik adalah berkisar antara: 700-100 gram/bulan pada triwulan I. 500-600 gram/bulan pada triwulan II. 350-450 gram/bulan pada triwulan III. 250-350 gram/bulan pada triwulan IV. Dapat pula digunakan rumus yang dikutip Behrman tahun 1992 untuk memperkirakan berat badan sebagai berikut: Lahir: 3, 25 kg 3-12 bulan: {umur(bulan) + 9 }dibagi dua 1-6 tahun: {umur (tahun) x 2 + 8}

PENGERTIAN ANAK USIA DINI

  Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

   Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:

  • Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.
  • Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah, sehingga dapat mengurangi usia putus sekolah dan mampu bersaing secara sehat di jenjang pendidikan berikutnya.

Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun (masa emas).
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini

  • Infant (0-1 tahun)
  • Toddler (2-3 tahun)
  • Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
  • Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)

Sesuai dengan Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 14, upaya 
pembinaan yang ditujukan bagi anak usia 0-6 tahun tersebut dilakukan melalui 
Pendidikan anak usia dini (PAUD). Pendidikan anak usia dini dapat dilaksanakan 
melalui pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur 

formal berbentuk taman kanak-kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) dan bentuk 
lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini jalur nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), sedangkan PAUD pada jalur pendidikan 

informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan 
lingkungan seperti bina keluarga balita dan posyandu yang terintegrasi PAUD atau 
yang kita kenal dengan satuan PAUD sejenis (SPS).