Tumbuh Kembang Anak 0 Hingga 6 Tahun
Berikut ini tabel tumbuh kembang anak yang bisa anda jadikan acuan untuk melihat tumbuh kembang buah hati anda:
Umur
|
Tinggi Badan
|
Berat Badan
|
0 hingga 1 tahun | 50 cm hingga 76 cm | 3,3 Kg hingga 10,2 Kg |
1 hingga 2 tahun | 76 cm hingga 88 cm | 10,2 Kg hingga 12,6 Kg |
2 hingga 3 tahun | 88 cm hingga 97 cm | 12,6 Kg hingga 14,7 Kg |
3 hingga 4 tahun | 97 cm hingga 103 cm | 14,7 Kg hingga 16,4 Kg |
Keterangannya:
- Anak usia 0-6 bulan
Pada usia ini anak lebih banyak tidur dan juga menyusu, kta harus memberikan eksra perhatian karena tubuhnya masih sangat rentan dalm lingkungan barunya. Perkembangannya memasuki tahap panca indera.
- Anak usia 6 bulan -2 tahun
Pada usia ini si anak panca inderanya sudah berfungsi maksimal, saat periode emas inilah orang tua bisa mengajarkan anak tentang enda- benda disekelilingnya.
- Anak usia 2 tahun – 6 tahun
Pada masa balita ini, anak sudah bisa diajarkan sesuatu sambil bermain, karena pada usia ini sang anak sudah bisa menerima segala hal dengan baik.
- Anak usia 6 tahun
Pada usia ini sang anak sudah siap untuk mendapatkan pendidikan formal disekolah. Namun perhatian dari orang tua haruslah tetap diberikan agar si anak bisa terus dimonitor dan ditutun ke arah yang benar sehingga tidak terpengaruh dengan lingkungan barunya di sekolah.
Pertumbuhan
Pertumbuhan memiliki arti pertambahan dimensi anak. Cakupan dimensi antropometrik anak yang sering diukur terutama pada anak hingga usia lima tahun adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala serta lingkar lengan atas (LILA). Untuk melakukan monitoring pertumbuhan, pemerintah telah memberikan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Di dalam buku ini telah tersedia KMS (kartu menuju sehat/road to health chart) yang memberikan grafik rentang normal pertumbuhan berat badan anak. Mengapa dipilih grafik berat badan? Karena berat badan merupakan parameter pertumbuhan yang paling penting, sederhana, relatif mudah diukur dan diulang, dan merupakan indeks untuk nutrisi sesaat yang sensitif terhadap perubahan sedikit saja pada tubuh anak. Memang pada kondisi klinis tertentu yang dapat mempengaruhi berat badan, berat badan tidak dapat dipergunakan sebagai metode evaluasi, dan diperlukan metode antropometrik lain. Beberapa kondisi ini diantaranya adalah hidrosefalus, edema (bengkak, misalnya, pada anak dengan kerusakan ginjal sebagai dampak pasca infeksi bakteri Streptococcus), dan organomegali (misalnya, pembesaran hati atau limpa) serta kurang sensitif pada kondisi anak pendek gemuk atau tinggi kurus. Dengan menggunakan buku ini dapat menelusuri apakah anak mengalami gagal tumbuh (failure to thrive) yang ditandai dengan garis pertumbuhan yang menabrak dua garis persentil. Selain itu, kita dapat melihat anak mengalami gizi buruk jika anak berada di bawah garis merah pada kartu menuju sehat. Kisaran kenaikan berat badan anak pada tahn pertama kehidupan kalau anak mendapat gizi yang baik adalah berkisar antara: 700-100 gram/bulan pada triwulan I. 500-600 gram/bulan pada triwulan II. 350-450 gram/bulan pada triwulan III. 250-350 gram/bulan pada triwulan IV. Dapat pula digunakan rumus yang dikutip Behrman tahun 1992 untuk memperkirakan berat badan sebagai berikut: Lahir: 3, 25 kg 3-12 bulan: {umur(bulan) + 9 }dibagi dua 1-6 tahun: {umur (tahun) x 2 + 8}
fase-fase perkembangan anak usia dini.
a. Anak usia 0-2 tahun
Secara umum pada masa bayi anak usia 0-2 tahun, anak mengalami perubahan yang pesat bila dibandingkan dengan yang akan dialami pada fase-fase berikutnya. Anak sudah memiliki kemampuan dan keterampilan dasar yang berupa: keterampilan lokomotor (berguling, duduk, berdiri, merangkak dan berjalan), keterampilan memegang benda, penginderaan (melihat, mencium, mendengar dan merasakan sentuhan), maupun kemampuan untuk mereaksi secara emosional dan sosial terhadap orang-orang sekelilingnya.
Segala bentuk stimulus (verbal maupun nonverbal) dari orang lain akan mendorong anak untuk belajar tentang pengalaman-pengalaman sensori dan ekspresi perasaan meskipun anak belum mampu memahami kata-kata. Menurut Monks (1992:74-75) menyatakan bahwa stimulasi verbal ternyata sangat penting untuk perkembangan bahasa. Hal ini disebabkan kualitas dan kuantitas vokalisasi seorang anak dapat bertambah dengan pemberian reinforsement verbal. Stimulasi verbal yang terusmenerus juga akan memudahkan anak untuk belajar melafalkan suara-suara dan Dapat disimpulkan bahwa anak usia dini merupakan masa yang kritis dalam sejarah perkembangan manusia. Masa anak usia dini ini terjadi pada anak usia 0-6 tahun atau sampai anak mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini atau prasekolah. Pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik dan psikis yang sangat pesat. gerakan-gerakan yang mengkomunikasikan suasana emosinya, seperti marah, cemas, tidak setuju dan lain-lain.
b. Anak usia 2-3 tahun
Pada fase ini anak sudah memiliki kemampuan untuk berjalan dan berlari. Anak juga mulai senang memanjat, meloncat, menaiki sesuatu dan lain sebagainya.
Solehuddin (1997: 38) berpendapat bahwa pada anak usia 2-3 tahun lazimnya sangat aktif mengeksplorasi benda-benda di sekitarnya. Anak memiliki kekuatan observasi yang tajam. Anak juga menyerap dan membuat perbendaharaan bahasa baru, mulai belajar tentang jumlah, membedakan antara konsep satu dengan banyak dan senang mendengarkan cerita-cerita sederhana, yang kesemuanya diwujudkan anak dalam aktivitas bermain maupun komunikasi dengan orang lain. Kemampuan anak menguasi beberapa patah kata juga mulai berkembang. Anak mulai senang dengan perckapan walaupun dalam bentuk dan kalimat yang sederhana. Selain itu juga, sikap egosentrik anak sangat menonjol. Anak belum bisa memahami persoalan-persoalan yang dihadapinya dari sudut pemikiran orang lain. Anak cenderung melakukan sesuatu menurut kemauannya sendiri tanpa memperdulikan kemauan dan kepentingan orang lain. Sebagai contoh, anak sering merebut mainan dari orang lain jika anak menginginkannya.
c. Anak usia 3-4 tahun
Secara umum, anak pada fase ini masih mengalami peningkatan dalam berperilaku motorik, sosial, berfikir fantasi maupun kemampuan mengatasi frustasi. Untuk kemampuan motorik, anak sudah menguasai semua jenis gerakan-gerakan tangan, seperti memegang benda atau boneka. Akan tetapi sifat egosentriknya masih melekat. Tingkat frustasi anak juga cenderung menurun. Hal ini disebabkan adanya peningkatan kemampuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialaminya secara lebih aktif atau sudah ada sifat kemandirian anak. Pada usia ini anak memiliki kehidupan fantasi yang kaya dan menuntut lebih banyak kemandirian. Dengan kehidupan fantasi yang dimilikinya ini, anak akan memperlihatkan kesiapannya untuk mendengarkan cerita-cerita secara lebih lama, bahkan anak juga sudah dapat mengingatnya. Selanjutnya dengan sifat kemandirian yang dimilikinya mulai membuat anak tidak mau banyak diatur dalam kegiatankegiatannya. Pada aspek kognitif anak juga sudah mulai mengenal konsep jumlah, warna, ukuran dan lain-lain.
d. Anak usia 4-6 tahun
Ciri yang menonjol anak pada usia ini adalah anak mempunyai sifat berpetualang (adventuroussness) yang kuat. Anak banyak memperhatikan, membicarakan atau bertanya tentang apa sempat ia lihat atau didengarnya. Minatnya yang kuat untuk mengobservasi lingkungan benda-benda di sekitarnya membuat anak senang bepergian sendiri untuk mengadakan eksplorasi terhadap lingkugan disekitarnya sendiri. Pada perkembangan motorik, anak masih perlu aktif melakukan berbagai aktivitas. Sejalan dengan perkembangan fisiknya, anak usia ini makin berminat terhadap teman sebayanya. Anak sudah menunjukkan hubungan dan kemampuan bekerjasama dengan teman lain terutama yang memiliki kesenangan dan aktivitas yang sama. Kemampuan lain yang ditunjukkan anak adalah anak sudah mampu memahami pembicaraan dan pandangan orang lain yang disebabkan semakin meningkatnya keterampilan berkomunikasi.
Berdasarkan tahap perkembangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa anak usia dini merupakan masa yang kritis dalam sejarah perkembangan manusia. Masa anak usia dini ini terjadi pada anak usia 0-6 tahun atau sampai anak mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini atau prasekolah. Pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik dan psikis yang sangat pesat.
Pada masa usia dini, anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental sangat pesat. Sel-sel tubuh anak tumbuh dan berkembang dengan cepat. Pada tahap awal perkembangan janin sampai anak lahir, terjadi perkembangan sel-sel otak luar biasa. Kemudian setelah lahir terjadi proses mielinasi dari sel-sel syaraf dan pembentukan hubungan antar sel syaraf. Makanan bergizi dan seimbang serta stimulasi terhadap anak sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan otak anak. Oleh karena itu pada masa usia dini ini (0-6 tahun) sering disebut dengan masa emas atau golden age.
Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak pada tahap ini hendaknya dapat dilakukan pada aspek-aspek perkembangan anak, baik perkembangan kognitif, perkembangan fisik atau motorik, perkembangan sosial-emosional anak, perkembangan kemampuan berbahasa dan perkembangan lainnya.
Hurlock (1978: 26) menjelaskan bahwa pada anak usia prasekolah 2-5 tahun adalah masa penting dari keseluruhan tahap perkembangan. Pada tahap ini terjadi proses peletakan dasar struktur perilaku kompleks yang dibangun sepanjang dalam Kehidupan anak. Dengan perkembangan sel-sel syaraf anak yang pesat dan stimulasi yang tepat akan menyebabkan berfungsinya mental anak untuk memahami dan mengerti kondisi lingkungannya.
Hal inilah menyebabkan anak mampu mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial di sekelilingnya. Keluarga sebagai lingkungan pertama bagi anak memegang peran penting dalam meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini, disamping peran lembaga pendidikan (Taman Kanak-kanak, Kelompok bermain, Taman Penitipan Anak) dan lingkungan masyarakat. Hal ini disebabkan, karena hampir 80% waktu dalam kehidupan sehari-hari anak digunakan untuk bermain, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan orang-orang dilingkungan keluarga, Bermain Adalah Dunia Belajar Anak.
Selain itu juga, perlu disadari bahwa layanan lembaga PAUD belum dapat menggantikan peran keluarga dalam pendidikan anak, tetapi hanyalah berfungsi memperkuat layanan kebutuhan anak untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Bahkan secara ekstrim dapat dikatakan jika keluarga mampu mendidik dan menstimulasi tumbuh kembang anak secara mandiri melalui kegiatan sehari-hari di rumah maupun lingkungan kesehariannya, maka mengikutsertakan anak dalam satuan PAUD bukanlah suatu keharusan.
Tetapi harus diakui pula bahwa realitas di masyarakat hanya sedikit keluarga mampu melakukan itu, untuk itulah masih tetap dibutuhkan keberadaan satuan-satuan PAUD formal maupun non formal sampai waktunya semua keluarga memiliki kemampuan tersebut, meski hal tersebut sangat tidak mungkin juga.
Peran orangtua dalam menstimulasi tumbuh kembang anak usia dini memang memiliki peran penting dalam meningkatkan perkembangan potensi anak. Akan tetapi, hal ini belum berjalan secara optimal. Hal ini disebabkan berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut, antara lain: rendahnya pengetahuan orang tua tentang pendidikan bagi anak usia dini, kurangnya kemampuan orang tua dalam menstimulasi perkembangan anak dengan berbagai strategi pengembangan potensi anak, masih adanya sebagian masyarakat hanya menggandalkan pengetahuan yang bersifat turun-temurun guna menstimulasi perkembangan anak, minimnya partisipasi atau dukungan orang lain dalam keluarga dalam stimulasi perkembangan anak karena alasan kesibukan pekerjaan dan aktivitas lain di luar rumah dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas orang tua dalam menstimulasi tumbuh kembang anak usia dini merupakan progam strategis guna membantu keluarga-keluarga di masyarakat agar mampu mendampingi anak usia sesuai dengan karakteristik dan perkembangannya.
Fase-fase Perkembangan Anak Usia Dini:
Menurut para ahli, pada usia dini terjadi beberapa periode perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan, seorang anak secara umum akan memperlihatkan ciri-ciri khusus atau karakteristik tertentu yang hampir sama. Menurut Comenius (Kartini Kartono, 1986: 34) periode perkembangan seorang anak terdiri empat tahap.
ijin merujuk yak
BalasHapusMaaf🙏🏻 mau tanya penulisnya siapa yaa,?
BalasHapusKarena untuk dijadikan sumber referensi